Cari Blog Ini

Minggu, 13 September 2015

Jadilah Istri Yang...

Jadilah seorang istri
Yang senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan mengikuti Sunnah Rasul.
Senantiasa hormat, taat serta patuh kepada suami sepanjang pada hal-hal kebaikan.

Jadilah seorang istri
Yang selalu meminta izin kepada suami jika hendak bepergian.
Jika dilarang ia tidak akan melanggarnya.
Yang senantiasa menghargai dan menerima dengan ikhlas sekecil apapun setiap pemberian suami serta tidak akan banyak menuntut apapun yang belum mampu diberikan suami.

Jadilah seorang istri
Yang senantiasa menjaga kehormatan dirinya ketika suami sedang tak berada di rumah.
Yang senantiasa menjaga kehormatan suami dan harta suami dengan sebaik-baiknya.
Ia juga tidak suka menceritakan aib suami kepada siapapun.

Jadilah seorang istri
Yang senantiasa pandai berusaha menyenangkan dan menghibur hati suami disaat suami sedang ada permasalahan.
Yang senantiasa melayani suami dengan baik dalam hal kehidupan sehari-hari dan kebutuhan di tempat tidur.

Jadilah seorang istri
Yang senantiasa menjadi penyejuk dalam rumah tangga bagi suami dan anak-anaknya.
Seorang istri yang tak segan-segan menasehati suaminya, jika sang suami melakukan hal-hal yang tidak baik.

Jadilah seorang istri
Yang lebih betah di rumah daripada di luaran untuk hal-hal yang tak ada gunanya.
Yang selalu bisa memperhatikan apa yang disuka dan yang tak disuka suaminya.

Jadilah seorang istri
Yang selalu menjauhkan diri dari sekumpulan orang-orang yang suka membicarakan keburukan orang lain.
Yang senantiasa menjadi pengayom dan penuh kasih sayang dalam merawat serta mendidik anak-anaknya

Dan jadilah seorang istri yang senantiasa lebih mementingkan meningkatkan ibadah kepada-Nya dibanding digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

Mari kita berusaha bersama-sama meraihnya Ukhty. Agar para suami menjadi bangga dan merasa tenteram hatinya.

@teladan.rasul

Sabtu, 29 Agustus 2015

Berhasil atau Gagal

Sering orang menilai dari keberhasilan atau kegagalan kita, tanpa melihat atau menghargai usaha yang sudah dilakukan.

Tapi Allah menilai proses, karena hasil adalah kuasa-Nya.

Proses adalah dari kita (atas ijin Allah), sedang hasil adalah sepenuhnya dari Allah.

Perjuangan yang kita lalui, tak ada yang terlewatkan dariNya, semua ada perhitungannya.

Karena tak ada yang sia-sia dari suatu kejadian yang dikehendaki Allah.

Usahlah sedih dengan pandangan manusia. Terima dengan hati lapang. Allah lebih mengetahui tentang semua proses perjuangan kita.

Pandangan Allah lebih berarti daripada pandangan manusia. Sang Maha Pencipta lah yang paling mengetahui segala usaha, isi hati dan tekad kita.

Allah Maha Melihat dan mencatat setiap ikhtiar, serta memberi balasan yang sesuai, jika bukan di dunia, kelak di akhirat.

Saatnya untuk tersenyum di tengah kerasnya usaha dan perjuangan.

By @liananang

Jumat, 28 Agustus 2015

Apa yang kita cari dalam hidup ini


Kita hidup di gunung merindukan pantai…
Kita hidup di pantai merindukan gunung…

Kalau kemarau kita tanya kapan hujan?
Di musim hujan kita tanya kapan kemarau?

Diam di rumah pengennya pergi…
Setelah pergi pengennya pulang ke rumah…

Waktu tenang cari keramaian…
Waktu ramai cari ketenangan…

Ketika masih bujang mengeluh kepengen nikah, Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan…

Ternyata SESUATUMU tampak indah karena belum kita miliki…

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki…

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR…
dengan rahmat yang sudah kita miliki…

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini??
Menutupi telapak tangan saja sulit…

Tapi kalo daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah “BUMI” dengan Daun,

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana
Bumi inipun akan tampak buruk…

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil…

Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku…

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkanNYA…

Karena hidup adalah :
WAKTU yang dipinjamkan,
dan Harta adalah Amanah yang dipercayakan…
yang semua itu akan di mintai pertanggung jawaban,

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki…
Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki…
Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki…
Bersyukur dan selalu bersyukur di dalam segala hal. Bersegeralah berlomba dalam kebaikan di mulai dari sekarang.
Selamat meraih kebaikan di hari ini.

Oleh Ust. Musyaffa Ad Dariny, MA

Selasa, 25 Agustus 2015

Bagaimana tau rasanya ikhlas kalau tidak dilatih?

Ketika kesal krn kebaikan tak terbalas,
Ketika marah krn hinaan/fitnah,
Ketika kecewa krn jerih payah tak dihargai,
Ketika merasa lebih dari yg lain,
Lebih baik, lebih mengetahui, lebih berjasa, lebih pandai, dan rasa "lebih" yang lain..
Ketika itulah ke-IKHLAS-an diuji...

Kita tahu bahwa IKHLAS adalah ketika semua ucapan dan perbuatan murni krn Allah, hanya berharap balasanNya, dipuji tak menjadikan tinggi hati, dicaci/diabaikan tak membuat sakit hati..
Tapi ketika ujian IKHLAS datang, kadang kita lupa menerapkannya..

Memang IKHLAS mudah diucapkan/dipahami, tapi perlu latihan berulang kali untuk menempa dan membentuknya dalam HATI...

Maka ber-SYUKUR-lah ketika Allah hadirkan orang-orang atau peristiwa yg menguji ke-IKHLAS-an kita. Karena bagaimana kita bisa ikhlas jika tidak DILATIH?

Ikhlas dan riya' hanyalah kita dan Allah yg mengetahui.
Maka tak perlu juga kita menilai keikhlasan atau keriya'an orang lain.

Jika takut amalmu lahirkan ujub, ingatlah ridha siapa yang ingin kau raup.
Juga nikmat & hukuman siapa yang buatmu berdegup (ImamAsySyafii)

Katakanlah (Muhammad), "Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu ttg orang yg paling rugi perbuaannya? (Yaitu) orang-orang yg sia-sia perbuatannya dlm kehidupan di dunia, sedang mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.”
(Qs 18 [Al-Kahf]: 103-104)

by liananang

Sabtu, 22 Agustus 2015

Pengaruh Tabiat Istri Terhadap Cara Suami Mencari Nafkah


Ternyata Tabiat Istri juga berpengaruh bagi cara suami mencari nafkah, Semoga kisah singkat ini dapat anda ambil hikmahnya.

Hasan al-Bashri berkata:

“Aku datang kepada seorang pedagang kain di Mekkah untuk membeli baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu akupun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak beli dari orang semacam itu, lalu akupun beli dari pedagang lain.”

2 tahun setelah itu aku berhaji dan aku bertemu lagi dengan orang itu, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah, Lalu aku tanya kepadanya:”Bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?”

Ia menjawab : “Iya benar”

Aku bertanya lagi:”Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah!”

Ia pun bercerita:”Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizki, ia meremehkannya dan jika aku datang dengan rizki yang banyak ia menganggapnya sedikit.

Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata:’Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeki, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain)’.

”Masya Allah…Milikilah sifat Qana’ah suka menerima / jiwa selalu merasa cukup.

Biasanya Wanita (Istri) sering TERJEBAK pd KEINGINANnya tuk terlihat Cantik dgn Pakaian yg Serba Mahal.Janganlah menjadi jurang dosa bagi Suamimu.

Wanita shalihah akan mendorong Suaminya kpd kebaikan,keta’atan sedangkan wanita kufur akan menjadi pendorong bagi suaminya untuk berbuat dosa,kemakshiatan.CUKUPKAN DIRI DGN YG HALAL & BAIK.
Ukuran Rizki itu terletak pada keberkahannya, bukan pada jumlahnya.

karya Abu Bakr Ahmad bin Marwan

Jumat, 21 Agustus 2015

Pada akhirnya kita semua sama

Wajah cantik, manis, tampan, ganteng serta badan putih, bersih, tinggi, langsing, dan kekar yang kau miliki sekarang tak perlu kau banggakan
karena pada akhirnya kita semua sama,
sama-sama akan menjadi pucat pasih tanpa darah dan kakuh tanpa daya

Barang-barang dengan merk terkenal dan limited edition yang kau gunakan tak perlu kau pamerkan
Karena pada akhirnya kita semua sama,
sama-sama akan memakai kain putih yang lebar, luas dan panjang tanpa jahitan (kain kafan) yang akan menutupi tubuhmu

Kendaraan yang kau beli dengan harga mahal tak perlu kau banggakan
Karena pada akhirnya  kita semua sama,
sama-sama menggunakan kendaraan tanpa roda (keranda Jenazah) dengan beberapa orang yang mencintaimu yang akan mengangkat tubuhmu dan mengantarmu ke peristirahatan terakhir

Rumah besar dan megah yang kau tinggali sekarang tak perlu kau sombongkan
karena pada akhirnya kita semua sama,
sama-sama akan menetap (dikubur) ditanah dengan ukuran yang sama 2x1 meter saja

Gelar dan pangkat di dunia yang kau sandang tak perlu kau banggakan apalagi kau sombongkan
Karena pada akhirnya kita semua sama,
sama-sama bergelarkan Almarhum (Laki-laki) dan Almarhuma (Perempuan)

Tidak ada yang bisa kau bawa
Tidak ada yang bisa kau banggakan
Tidak ada yang bisa kau sombongkan
Tidak ada yang bisa kau pamerkan
Jika kematian sudah menghampirimu

Rasulullah Shallallahu ‘Alihi Wasallam bersabda:
"Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang
mendo'akannya ." (HR. Muslim)

"Setiap yang benyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada kami (Allah) kamu dikembalikan." (QS. Al-'Ankabut : 57)

Ayo sahabat FillahKu kita persiapkan diri mulai sekarang jangan sampai menyesal dihari kemudian

Rabu, 19 Agustus 2015

Makna Ghibah


1. Secara bahasa, merupakan musytaq dari al-ghib, artinya lawan dari nampak, yaitu segala sesuatu yang tidak diketahui bagi manusia baik yang bersumber dari hati atau bukan dari hati. Maka ghibah menurut bahasa ialah membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi pembicaraan itu disenanginya ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun keburukan.

2. Secara definisi ghibah adalah seorang muslim membicarakan saudaranya sesama muslim tanpa sepengetahuannya tentang hal-hal keburukannya dan yang tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan, terang-terangan maupun sindiran.

Menurut Ibnu Mas’ud r.a. definisi ghibah adalah ”Ghibah adalah engkau menyebutkan apa yang kau ketahui pada saudaramu, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya berarti itu adalah kedustaan.” Ayat Allah SWT tentang larangan ghibah:
“Janganlah kalian menggunjingkan satu sama lain. Apakah salah seorang dari kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertaqwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Tawwab (Maha Penerima taubat) lagi Rahim (Maha Menyampaikan Rahmat).” [QS Al Hujurat: 12]