Cari Blog Ini

Senin, 10 Oktober 2011

Sukses tanpa mempedulikan keterbatasan fisik atau penyakit yang diderita

Pernahkan Anda?
Menjadikan kesehatan dan keterbatasan fisik sebagai "Excuse" atas kegagalan?

Napoleon Bonaparte mempunyai tubuh yang pendek di bawah standar militer, akan tetapi berhasil menaklukkan Eropa. Jika Napoleon ingin memberikan
penghargaan ke pundak tentaranya, ia menyuruh tentara tersebut menunduk.

John F. Kennedy, sebenarnya menderita sakit saraf tulang belakang yang parah, ketika menjadi presiden Amerika Serikat ke-35. Bahkan untuk duduk saja ia ditopang oleh alat bantu dan pandangan matanya hanya bisa lurus ke depan. Tetapi semua dirahasiakan sampai akhirnya ia tertembak. Salah satu sebab kenapa ia tertembak dua kali adalah karena penyangga lehernya tidak memungkinkan ia menunduk dengan cepat.

David Beckham salah satu kakinya sedikit lebih panjang dari kaki lainnya. Akan tetapi kini justru menjadi kekuatannya dalam bermain sepak bola.

John Milton, sekalipun buta, mengarang sajak teragung di Inggris berjudul Paradise Lost (Surga yang hilang).

Shakespeare, sekalipun lumpuh tidak menghalangi dirinya mengarang berbagai sandiwara terbaik di dunia.

Edison tuli ketika menciptakan music box.

Leonhard Euler (1707 - 1783) merupakan salah satu ilmuwan paling brilian dan produktif. Dia menulis 32 buku, dan ratusan artikel yang jika dikumpulkan bisa jadi 70 jilid. Dia diterima di Universitas Basel umur 13 tahun. Memperoleh gelar sarjana usia 17 tahun. Usia 23 tahun menjadi guru besar fisika, umur 26 tahun menjadi ketua matematika. Dua tahun kemudian ia kehilangan penglihatan di sebelah matanya tapi terus berkarya. Pada usia 69 tahun satu lagi matanya buta. Tapi ia tetap berkarya.

Syekh Ahmad Yassin, menderita lumpuh tangan dan kaki akibat jatuh dalam suatu latihan. Tetapi ia tetap berjuang untuk membebaskan Palestina dan berhasil membangun gerakan Intifadhah yang menjadi titik balik perlawanan Palestina.

dikutip dari tulisan isa alamsyah