Cari Blog Ini

Senin, 10 Oktober 2011

Penyimpanan Obat

CARA MENYIMPAN OBAT
Masa penyimpanan  semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena lambat laun obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu. Akhirnya khasiat obat akan berkurang. Tanda2 kerusakan obat kadangkala tampak dengan jelas, misalnya bila larutan bening menjadi keruh dan bila warna suatu krim berubah tidak seperti awalnya ataupun berjamur. Akan tetapi dalam proses rusaknya obat tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk dan baunya obat tidak berubah, namun kadar zat aktifnya sudah banyak berkurang, atau terurai dengan membentuk zat-zat beracun. berkurangnya zat aktif hanya dapat ditetapkan dengan analisa di laboratorium. Menurut aturan nternasional, kadar obat aktif dalam suatu sediaan diperbolehkan menurun sampai maksimal 10%, lebih dari 10% dianggap terlalu banyak dan obat harus dibuang. 

Aturan penyimpanan
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak2, agar jangan dikira sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada bungkusbya, mis. insulin. 

Lama penyimpanan obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata,  kuping dan hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur dan mengeringkannya. Di negara2 maju pada setiap kemasan obat harus tercantum bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi. Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu penyimpanan dari sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka2 ini  hanya merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk2 yang tertera dalam aturan pakai

Jangka waktu penyimpanan          
                               

tab/kap
3 tahun
salep mata
6 bulan
salep/pasta (tube)
serbuk/tabor
pil
krim/gel (tube)
larutan tetesan
suspensi
3 tahun
1 tahun
1 tahun
6 bulan
6 bulan
6 bulan
salep/pasta
pot cairan untuk kulit
tet .telinga 
tet/sempr.hidung
krem (pot)
 tet/bilasan mata        
6 bulan
6 bulan
6 bulan
3 bulan
3 bulan
1 bulan

Sukses tanpa mempedulikan keterbatasan fisik atau penyakit yang diderita

Pernahkan Anda?
Menjadikan kesehatan dan keterbatasan fisik sebagai "Excuse" atas kegagalan?

Napoleon Bonaparte mempunyai tubuh yang pendek di bawah standar militer, akan tetapi berhasil menaklukkan Eropa. Jika Napoleon ingin memberikan
penghargaan ke pundak tentaranya, ia menyuruh tentara tersebut menunduk.

John F. Kennedy, sebenarnya menderita sakit saraf tulang belakang yang parah, ketika menjadi presiden Amerika Serikat ke-35. Bahkan untuk duduk saja ia ditopang oleh alat bantu dan pandangan matanya hanya bisa lurus ke depan. Tetapi semua dirahasiakan sampai akhirnya ia tertembak. Salah satu sebab kenapa ia tertembak dua kali adalah karena penyangga lehernya tidak memungkinkan ia menunduk dengan cepat.

David Beckham salah satu kakinya sedikit lebih panjang dari kaki lainnya. Akan tetapi kini justru menjadi kekuatannya dalam bermain sepak bola.

John Milton, sekalipun buta, mengarang sajak teragung di Inggris berjudul Paradise Lost (Surga yang hilang).

Shakespeare, sekalipun lumpuh tidak menghalangi dirinya mengarang berbagai sandiwara terbaik di dunia.

Edison tuli ketika menciptakan music box.

Leonhard Euler (1707 - 1783) merupakan salah satu ilmuwan paling brilian dan produktif. Dia menulis 32 buku, dan ratusan artikel yang jika dikumpulkan bisa jadi 70 jilid. Dia diterima di Universitas Basel umur 13 tahun. Memperoleh gelar sarjana usia 17 tahun. Usia 23 tahun menjadi guru besar fisika, umur 26 tahun menjadi ketua matematika. Dua tahun kemudian ia kehilangan penglihatan di sebelah matanya tapi terus berkarya. Pada usia 69 tahun satu lagi matanya buta. Tapi ia tetap berkarya.

Syekh Ahmad Yassin, menderita lumpuh tangan dan kaki akibat jatuh dalam suatu latihan. Tetapi ia tetap berjuang untuk membebaskan Palestina dan berhasil membangun gerakan Intifadhah yang menjadi titik balik perlawanan Palestina.

dikutip dari tulisan isa alamsyah