blog ini dibuat untuk memberikan informasi, pengalaman dan sharing tentang segala sesuatu yang dapat memberikan manfaat khususnya di bidang farmasi, kesehatan dan pengembangan diri.
Cari Blog Ini
Selasa, 29 Maret 2011
Alat-alat pembalut
ALAT-ALAT PEMBALUT
Fungsinya untuk membalut menutupi sesuatu, biasanya luka.
Yang digolongkan dalam pembalut:
a. Plester
b. Gaas
c. Perban (Pembalut)
a. PLESTER
Terbagi atas 4 golongan:
- Autoclave tape
- Adhesive tape
- Medicinal tape
- Surgical tape
Menurut bahan pembuatnya, plester terbagi atas 7 macam:
- ZnO- berpori (contoh: LEUKOPLAST)
- Elastic (contohnya: Handyplast- BAND AID- Elastikon)
- Sutera (contoh: Micropore – DERMICEL)
- Kertas (contoh: LEUKOPOR- Dermilite)
- Plastik (contoh: LEUKOFIX – Transpore)
- Plastik waterproof (cntoh: Setonplas- BLENDERM)
Ø AUTOCLAVE TAPE
Pabrik 3 M memproduksi plester ini untuk mengontrol keadaan mesin sterilisasi, untuk membedakan kemasan atau alat mana yang telah mengalami proses sterilisasi mana yang belum (sebagai indikator).
Pada suhu 1210 C plester ini berubah warna:
5 menit pertama : 50% warna yang berubah
15 menit : 90% warna yang berubah
20 menit : 100% warna yang berubah (putih menjadi coklat).
Ø ADHESIVE TAPE
Sebenarnya semua itu adhesive, artinya dapat melekat, dapat menempel pada tubuh kita. Masyarakat awam mengenal apa yang disebut plester yaitu plester rol-rolan yang digunting untuk dipakai sebagai penutup luka atau menempelkan gaas pada tubuh kita. Dikenal sebagai plester yang berpori, berwarna merah kecoklatan, dan agak tebal yaitu Plester ZnO sejenis: LEUCOPLAST, TENSOPLAST, Band-aid, Handyplast
Ø MEDICAL TAPE
Yang dimaksud dengan medical ape adalah plester obat, yaitu plester yang mengandung obat seperti: Salonpas, Tokuhon, Capsicum Plaster (koyok cap cabe).
Ø SURGICAL TAPE
Surgical tape adalah plester yang digunakan dalam pembedahan , yang tidak meninggalkan residu dan tidak menimbulkan rasa sakit apabila dilepaskan setelah menempel dan tidak menyebabkan gatal- gatal serta alergi, seperti: MICROPORE, Durapore, Transpore, Blenderm.
b. GAAS (dibaca “has” (= KASA)
Bentuk kin seperti kawat ram, yaitu berlobang- lobang kecil dengan ukuran beragam. Yang termasuk dalam golongan GAAS ini adalah:
1. GAAS STERIL (= KASA hidrofil steril)
2. Dressing (= penutup luka, = wound dressing)
3. GAAS yang berisi bahan obat
Ø GAAS STERIL
Gaas steril atau kasa hidrofil steril yang paling banyak digunakan adalah ukuran 18 X 22 cm. biasanya dijual dalam kemasan dus berisi 16 lembar. Kegunaannya adalah untuk menutupi luka- luka untuk mencegah kontaminasi. Cara pakainya dengan menggunakan plester, dilekatkan pada tubuh.
Ø DRESSING
Istilah nama Dressing sebenarnya berarti verband atau perban, hanya saja yang digolongkan dalam GAAS ini yang mempunyai ukuran pendek, sedangkan pada masyarakat umumnya dengan perban adalah yang panjang.
Ø GAAS yang mengandung bahan obat
Dikenal dengan merek:
o SOFRA-TULLE (Hoechst) adalah gaas yang berisi antibiotika Soframycin . digunakan untuk luka- luka yang baru.
o DARYANT- TULLE (Darya- Varia Jakarta)
o BACTI- GRASS, yaitu gaas steril berisikan Chlorhexidine dalam paraffin.
o ACTISORB, dressing steril yang mengandung Charcoal( = arang)
o PERONET, yaitu gaas dressing steril yang mengandung paraffin jelly. Disebut juga PARAFFIN GAUZE.
c. PERBAN
Golongan perban terbagi dalam 4:
1. Kasa hidrofil
2. Pembalut elastic
3. Pembalut leher
4. Pembalut gips
Orthosipon Stamineus (Kumis Kucing)
Nama Daerah:
Remujung (Jawa), songot koceng (Madura), remukjung, kumis ucing (Sunda), sesalaseyan, Orthosiphon stamineus, sinonim orthosiphon aristatus (Latin), Cat’s whiskers (Inggris), javaten, India kidney tea (Inggris), balbas-pusa, kabling gubat(Tagalog), mao xu cao (China).
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Orthosiphon
Spesies: Orthosiphon stamineus Benth.
Kandungan senyawa kimia di dalamnya adalah: saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, myoinositol, orthosipon glikosida, minyak asiri, dan garam kalium. Orthosipon glikosida adalah senyawa khusus yang memiliki daya diuretik (peluruh air seni) dan sedikit antiinflamasi. Dalam klorofil daun kumis kucing terdapat sedikit zat besi, jumlahnya tidak banyak dan sifatnya mudah menguap jika terkena sinar matahari langsung.
Mixtura anti rheumatica composita
natriun hidrogen carbonat 15
succus liq 5
air minyak permen 50
air suling secukupnya ad 300 ml
Unguent Contra Haemorrhoid III
etil amino benzoate 2,5
bismuthi sub gallat 5
bahan dasar salep qs ad 50
FOI hal 238
Minggu, 20 Maret 2011
Ada dan Tiada
"Some people make the world more special only by being in it"
-sebagian orang (bayi) membuat dunia menjadi lebih istimewa hanya dengan berada di sana.
Apakah Anda pernah juga melihat atau membacanya?
Ya, kehadiran bayi membuat dunia menjadi lebih indah,
sekalipun bayi belum melakukan apa-apa, mereka membuat ayah bundanya bahagia.
Kakek neneknya bahagia, om tantenya bahagia.
Melihatnya saja kita sudah bahagia, mendengar kehadirannya saja keluarga besar sudah ceria.
Sadarkah Anda, sebagian besar kita mempunyai kekuatan sebesar itu ketika bayi.
Bayangkan saja, kita belum bisa bicara, sudah bisa membuat orang tertawa.
Kita belum bisa berkarya sudah membuat orang bahagia.
Itu membuktikan bahwa kita sejak kecilpun, bahkan sebelum bisa melakukan apa-apa,
sudah mempunyai kemampuan untuk membahagiakan orang lain,
membuat dunia lebih ceria.
Logikanya, setelah ditambah kemampuan maka harusnya lebih mampu membahagiakan orang bukan?
Lebih mampu membuat dunia lebih ceria bukan?
Lalu bagaimana dengan keadaan sekarang?
Apakah setelah kita bisa berbicara kita membahagiakan lebih banyak orang atau justru sebaliknya?
Apakah setelah kita berkarya kita memberi manfaat lebih banyak bagi orang lain?
Manusia dan keberadaannya terbagi atas 3 bagian utama;
Kelompok pertama (positif): Ketika ada memberi pengaruh baik, ketika tidak ada dinanti dan dirindukan keberadaannya.
Kelompok kedua (Netral): Ada atau tidak ada sama saja.
Kelompok Ketiga (Negatif): Ketika ada memberi pengaruh buruk, ketika tidak ada membuat orang bahagia.
Di posisi manakah Anda?
Dalam profesi apapun, dalam keadaan apapun, penempatan kelompok ini berlaku.
Sekalipun kadang ada orang yang dikeluarga masuk kategori kelompok pertama
tapi di pergaulan masuk kelompok kedua atau sebaliknya, dsb.
Ada pegawai yang kalau dia tidak ada kantor jadi semrawut. Segala hal beres kalau dia datang.
Segala yang tidak beres selalau dia kerjakan agar jadi beres.
Orang seperti ini kalau konsisten akan bermanfaat di mana saja.
Tapi ada pegawai yang datang selalu terlambat dan sering minta izin tidak masuk karena berbagai alasan.
Apa yang terjadi? Pegawai ini memposisikan dirinya menjadi kelomkpok kedua.
Ada atau tidak ada sama saja.Akhirnya perusahaan terbiasa dengan ketidakberadaan pegawai tersebut
dan akibatnya karena dianggap tidak berguna ia dipecat.
Yang lebih parah ada pegawai yang kerjanya tidak jelas,
tapi selalu menghasut pegawai lain atau menciptakan suasana kerja jadi tidak nyaman.
Yang begini enaknya diapain ya? Terserah.
Ada anak yang selalu membuat orang tua bahagia.
Kalau ayah pulang kecapean, bertemu anak ini jadi ceria, ayah ibunya bertengkar kalau ada anak ini jadi damai.
Tapi ada juga anak yang kalau di rumah selalu bikin rusuh dan bikin pusing orang tua.
Terhadap anak ini ada orang tua yang frustasi dan memilih untuk mengirim anak tersebut ke asrama.
Ada manajer yang kalau dia datang urusan pekerjaan malah jadi rumit,
padahal kalau dia tidak datang semuanya baik-baik saja.
Ada orang yang kalau dia ada, lingkungan di sekitar jadi tidak nyaman, terancam dan terintimidasi.
Jelas ini adalah jenis orang ketiga.
Contoh paling vulgar adalah penjara. Penjara adalah tempat paling ekstrem untuk kelompok ketiga.
Coba tanya pada diri Anda, masuk ke dalam kelompok manakah Anda.
Di keluarga?
Di kantor?
Di lingkungan tetangga?
Kalau Anda ada, apakah orang merasa lebih nyaman?
Apakah orang lebih senang kalau Anda tidak ada?
Atau Anda ada dan tiada sama saja?
Rabu, 16 Maret 2011
Apakah anda berada di habitat yang tepat??
Sebagian besar mungkin pernah.
Di mana? Di kebun binatang?
Ya sebagian besar melihat singa di kebun binatang, betul?
Apakah Anda takut ketika melihat singa di kebun binatang? Tidak.
Kenapa? Karena Singa sudah dalam kerangkeng.
Kalaupun ada yang dilepas, singanya sudah jinak,
kita bisa menyentuh bisa berfoto ria.
Bagaimana jika Anda bertemu singa di habitatnya alam bebas?
Menakutkan bukan?
Seandainya saja kita melihat singa 50 m jaraknya dari kita di alam bebas,
jantung kita sudah terasa copot.
Lemas, karena hampir tidak mungkin bisa lepas dari mangsanya.
Apa yang membedakan singa di padang Afrika dengan singa
di kebun binatang di kebun binatang? Atau di sirkus?
Kenapa singa di sirkus jadi bahan hiburan, tetapi singa di padang rumput menakutkan?
Singa menakutkan di padang rumput, karena padang rumput adalah habitatnya.
Ketika singa berada di habitatnya mereka mempunyai segala kemampuannya dan menjadi mahluk menakutkan.
Ikan piranha sungguh menakutkan.
Tapi ketika ditaruh di dalam aquarium ikan ganas itu menjadi hiasan yang menarik.
Ikan hiu juga ganas, tetepi ketika ada di aquarium raksasa menjadi totonan.
Jika ikan hiu diletakkan di tengah lapangan, mungkin 1 jam pertama mungkin menggelepar dengan taring terbuka, menakutkan, tapi setelah itu lemas menuju ajal.
Semua mahluk ketika diluar habitatnya maka mereka menjadi lemah.
Bagaimana dengan kita?
Setiap kita juga mempunyai habitatnya (boleh di baca jati diri) masing-masing, apabila kita keluar dari habitat tersebut maka kita akan lemah.
Habitat atau jati diri kemuliaan manusia terletak pada akal dan hatinya, ketika manusia kehilangan ini maka ia kehilangan kemuliaannya.
Seorang pemimpin habitatnya adalah amanah dan kapabilitas. Kalau mereka kehilangan amanah dan tidak punya kapabilitas maka segala yang dipimpinnya akan menuju kehancuran.
Seorang muslim (mohon maaf bagi yang beragama lain jika tidak terlalu familiar dengan bagian ini), habitatnya adalah Al Quran dan hadits. Jika muslim ada dalam habitat ajaran Quran dan hadist maka mereka akan menjadi umat terhormat, punya harga diri, berperestasi dan menyejukkan bagi lingkungan dan masyarakat(rahmat bagi sekalian alam). Jika Muslim keluar dari habitat Quran dan hadits (sebagaimana sebagian besar muslim di dunia saat ini) maka mereka kehilangan harga diri, jadi cemoohan, tertawaan, dan direndahkan.
Fenomena musholah yang ditempatkan di lokasi yang tidak strategis dan sulit dijangkau di sebagian besar mall (padahal ruang merokok ada di tempat strategis dan terkesan mewah) atau fenomena aksi main hakim sendiri atau perusakan atas nama agama, adalah sedikit contoh yang terjadi akibat muslim sudah keluar dari habitat aslinya Quran dan hadits. Karena tidak berpegang dengan ajarannya, maka Muslim tidak punya kekuatan bargain dan menjadi silent majority, tetapi di sisi lain ada juga yang memaksakan kehendaknya jadi bertindak belebihan atau anarkis. Jadi tidak proporsional (tidak tawazun).
Orang sukses habitatnya adalah berkumpul dengan orang sukses, membaca buku-buku positif dan bergaul dengan orang yang berpikiran positif, ikut fan page positif, dan aktif di website yang memberi energi positif.
Pelajar dan ilmuwan, habitatnya di dunia buku, pustaka, dan diskusi.
Intinya, pada setiap individu, pada setiap profesi ada tempat atau atmosfer yang paling ideal untuk mencapai puncak.
Temukan atmosfer tersebut, cari habitat terbaik dan Anda akan sukses.
Insya Allah.
Selasa, 15 Maret 2011
Tersiksa Ferrary
Di garasinya ada sebuah mobil Ferary mewah yang mentereng.
Lucunya orang kaya itu begitu takut Ferary-nya tergores sampai tidak boleh ada satu orang pun boleh mendekat bahkan sekedar jalan disampingnya.
Bahkan si orang kaya tersebut marah pada kerabat atau tamu yang berkunjung ke rumahnya dan berjalan dekat dengan Ferary-nya.
Menurut pembantunya, si kaya keberatan jika ada uap nafas orang yang mendekat dan memandang mobilnya dari dekat.
Pertanyaannya buat apa dia punya Ferary kalau itu tidak membuatnya bahagia, tapi justru membuatnya stres.
Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil.
Pertama, si kaya membuat dirinya menjaga harta bukan harta menjaga dirinya. Orang seperti ini, semakin kaya semakin menderita. Ini yang disebut Ali Bin Abi Thalib lebih baik ilmu dari harta. Ilmu menjaga diri kita kita menjaga harta kita.
Kedua, ini menujukkan si kaya belum pantas punya Ferary. Dia pantas punya Ferary kalau dia bahagia punya Ferary dan tidak memaksakan diri untuk membelinya, dan bisa santai sekalipun terjadi apa-apa pada Ferary-nya.
Bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda mempunyai barang yang sebenarnya belum pantas memilikinya?
Barang yang Anda paksakan diri untuk membelinya, dan stres merawatnya, karena itu terlalu mahal buat Anda?
Kita pantas memiliki suatu benda jika benda itu memberi kebahagiaan dan bukan stress.
Pada level kecil benda yang membuat kita menjadi budak bisa berupa handphobe, BB, perhiasan, mainan, dsb.
Jadi yang membuat kita pantas atau tidak memiliki atau membeli barang bukan harganya tetapi seberapa barang tersebut membuat kita bahagia atau stres.
Seberapa benda itu memberi nilai tambah buat kita bukan sebaliknya.
Jika kita membeli barang dengan memaksakan diri dan barang tersebut membuat kita stres mengkhawatirkannya maka sebenarnya itu belum waktunya kita mempunyai barang itu.
Apakah Anda pernah mengalaminya?
disadur dari tulisan Isa Alamsyah
Senin, 14 Maret 2011
Prednisolon Unguentum
Paraffin liq 1 gram
vaselinum flavum ad 10 gram
Formularium Nasional hal 252
Belajar dari Tsunami Jepang 2011
Beberapa hari ini saya cukup banyak menghabiskan waktu di depan televisi menyaksikan berita berita gempa dan tsunami yang disiarkan di BBC, Al Jazeerah dan CNN, serta TV lokal.
Dari berbagai pemberitaan tersebut, banyak pelajaran yang kita bisa ambil dari peristiwa ini. Semoga bermanfaat.
Belajar dari pengalaman
Bangsa Jepang menunjukkan diri sebagai bangsa yang belajar dari pengalaman.
Setelah peristiwa Gempa Kobe sebesar 6,8 skala ricter dengan waktu sekitar 20 detik pada 17 Januari 1995 yang menewaskan 6.434 jiwa dan menghancurkan 200.000 bangunan, Jepang langsung bebenah diri. Seluruh bangunan baru di buat dengan daya tahan gempa yang lebih kuat di seluruh negeri bukan hanya di Kobe, karena asumsinya kalau di Kobe bisa terjadi seperti itu di manapun bisa.
Terbukti, ketika kemudian datang gempa dengan kekuatan 8,9 skala richter datang (30% lebih kuat) dan berlangsung cukup lama (beberapa menit) sebagian besar gedung bertahan dan gedung bertingkat hanya bergoyang-goyang.
Hanya saja kemudian banyak yang hancur diterjang tsunami dengan ketinggian 10 meter dengan kecepatan mencapai 800km/jam (hampir 3 kali kecepatan kereta tercepat sekalipun).
Belajar dari sini, Indonesia juga harus membuat bangunan berstandar gempa 9 skala ricter karena tren gempa saat ini setinggi itu (kebanyakan gedung dirancang untuk tahan gempa 6 skala richter).
Belajar tertib, tidak egois, dan tidak panik
Sekalipun bagi setiap orang, gempa sebesar ini adalah pengalaman pertama, sebagian besar masyarakat bisa menghadapi keadaan secara proporsional. Mereka takut tapi tidak panik, mereka tetap tahu harus melakukan apa dan bagaimana.
Jumlah gempa di Indonesia lebih banyak dari Jepang, hanya saja bangsa Jepang lebih menyiapkan diri anak bangsanya untuk menghadapi gempa.
Bahkan setelah gempa pun mereka tetap bersikap proporsional.
BBC dan CNN mengangkat bagaimana tertibnya bangsa Jepang setelah gempa.
Di Tokyo. sekalipun setiap 30 menit terjadi gempa susulan, masyarakat masih mengantri di stasiun, tidak berebutan, bahkan mereka masih berhenti di lampu merah.
Mereka sadar kalau mereka panik maka keadaan semakin kacau.
Butuh pendidikan tingkat tinggi dan panjang untuk membentuk mental masyarakat seperti ini. Bahkan terlihat bagi penyiar Amerika maupun Inggris, ini cukup menakjubkan.
Belajar kejujuran
Begitu gempa terjadi, Pemerintah Jepang langsung mengumumkan bahaya radiasi nuklir sehingga mengevakuasi warga.
Buat pemerintah lebih baik mengaku keadaaan agar tidak tambah korban daripada harus menutupi keadaan untuk menjaga citra pemerintah sambil melakukan perbaikan tapi beresiko membawa banyak korban.
Berbeda dengan pemerintah Uni Soviet ketika Pusat Nuklir Chernobil bocor. Pemerintah berusaha menutup nutupi hingga akhirnya informasi bocor 4 hari kemudian. Sehingga memakan lebih banyak korban.
Tetapi kejujuran pemerintah ini juga didukung oleh kesiapan infrastruktur mental orang Jepang yang tidak panik dan tertib.
Peran Sosial Media dan Multi Media
Sosial Media saat ini juga memberi peran penting dalam mengantisipasi korban lebih banyak. Beberapa menit setelah gempa, twitter melesat di Jepang, mencapai 1200 tewwt setiap menit. Google juga menyediakan google finder untuk mencari orang hilang.
Bumi Yang tidak ramah
Ada satu hal yang perlu diwaspadai. Entah bagaimana menjelaskannya, tapi yang jelas ada sesuatu yang sedang berlangsung di bawah bumi dan membuat bumi menjadi tidak ramah buat manusia.
Bayangkan saja, ketika terjadi tsunami terjadi di Aceh (26 Desember 2004), ada yang mengatakan ini siklus 100 tahunan seperti yang terjadi di Portugal (1755). Tapi hanya beberapa tahun saja sudah terjadi tsunami besar di Jepang (Maret 2011).
Ketika terjadi gempa di Acah dengan skala kekuatan 8,9 skala ricter, banyak yang mengatakan, jarang terjadi gempa dengan kekuatan di atas 8 (memang sebelumnya demikian). Tapi setelah Aceh, Nias, Sumatera Barat, Jawa Barat dan Joga ditimpa gempa besar kemudian kini Jepang.
Berlindung Pada Kekuatan Yang Lebih Besar
Peristiwa-peristiwa ini mengingatkan betapa sebenarnya manusia itu kecil.
Even bangsa yang tercanggih dan terkaya saja tidak mampu mengatasi bencana sekuat ini. Mobil bergelinding seperti mainan, rumah hancur seperti kardus, air meluncur dengan kecepatan pesawat terbang.
Hanya Sang Pencipta yang mampu menahannya.
Semoga kita bisa belajar banyak dari apa yang sedang terjadi.
Jumat, 11 Maret 2011
YANG PENTING USAHA BUKAN HASIL, TERLIHAT BIJAK TAPI MENYESATKAN
"Proses juga harus dihargai, jangan hasilnya saja"
"Yang penting usaha, hasilnya Tuhan yang menentukan"
Bagaimana kelihatannya? Kelihatan bijak, bukan?
Tapi apakah benar demikian?
Bayangkan, misalnya Anda punya 2 orang pegawai bagian pemasaran komputer server.
Pegawai pertama orangnya rajin. Dia menelepon dan presentasi ke 100 orang setiap bulan, tapi tidak bisa menjual barang satu pun.
Dan setiap bulan Anda tetap harus menggajinya sekalipun ia tidak menghasilkan apa-apa.
Pegawai kedua, kelihatannya santai saja.
Dia hanya menelepon 20 orang setiap bulan tapi bisa menjual 20 unit komputer.
Dia juga mendapat gaji, tapi hasil penjualannya membuat perusahaan mampu menggaji dia,
memberi keuntungan perusahaan serta membuat perusahaan mampu
menggaji yang pegawai yang tidak produktif seperti orang pertama.
Bagaimana dengan ilustrasi di atas?
Apakah Anda memilih punya pegawai seperti orang pertama, rajin, terus berusaha tapi tidak memberi hasil.
Apakah Anda memilih pegawai kedua yang tenang, terkesan lebih sanatai, santai tapi hasilnya signifikan.
Silahkan jawab sendiri.
Manusia butuh hasil.
Karena tanpa hasil kita tidak bisa survive.
Sumber daya manusia terbatas.
Kalau Anda bekerja pada manusia dan hanya menawarkan janji kerja keras,
bersumpah akan berusaha sekuat tenaga, tapi tidak memberikan hasil.
Siap siap saja kehilangan pekerjaan. Itu realitas dan itu logis.
Sedangkan Tuhan, Ia mempunyai kekuatan yang tidak terbatas,
Baru niat baik saja kita sudah dihitung satu kebaikan.
Kalau kita berusaha gagal, usahanya saja sudah dapat pahala.
Kalau gagal terus, tapi berusaha terus dan tetap gagal terus, Tuhan tetap bisa memberi pahala.
Karena sumber daya Tuhan tidak terbatas.
Pemahaman 'yang penting usaha, bukan hasil' bisa menyesatkan karena
membuat kita merasa nyaman sekalipun tidak berhasil,
merasa kita sudah mencapai sesuatu padahal belum kemana-mana.
Mungkin lebih bijak begini
Proses dan sukses sama pentingnya,
Usaha dan hasil sama pentingnya.
Tapi pada prakteknya tetap saja manusia butuh hasil, lebih dari lainnya.
Tapi semua terserah Anda.Kalau Anda tetap percaya 'yang penting proses bukan hasil' juga tak apa.
Toh masing-masing akan menanggung akibat atas apa yang dipercayainya.
Kepada orang lain, terutama kepada mahasiswa, saya sendiri sering juga mengatakan:
"Yang penting sudah berusaha, hasil kita lihat nanti"
Tapi itu dalam rangka tetap menyemangati, tetap memberi penghargaan atas kerja,
agar semangat mereka tidak surut.
Tapi terhadap diri sendiri saya selalu mengatakan:
"Saya harus berhasil, kerja keras tanpa hasil berarti masih kurang keras, masih kurang cerdas".
Bagaimana dengan Anda?
Ketidakrasionalan dalam peresepan obat
- Peresepan boros (extravagant prescribing)
- Memberikan resep obat yang mahal walaupun masih tersedia obat lain yang mempunyai kandungan, khasiat, manfaat dan keamanan yang sama.
- Terlalu berorientasi pada pengobatan terhadap gejala penyakit, tanpa mencari faktor penyebab lain.
- Pemakaian obat merk dagang (paten) secara berlebihan sementara masih tersedianya obat generik yang mempunyai kualitas, kemanfaatan dan keamanan yang sama
- Memberikan resep obat yang mahal walaupun masih tersedia obat lain yang mempunyai kandungan, khasiat, manfaat dan keamanan yang sama.
- Peresepan berlebih (over prescribing)
- Memberikan resep obat yang tidak dibutuhkan
- Pemakaian obat dengan dosis yang berlebihan sehingga menyebabkan lamanya pengobatan
- Jumlah obat yang diberikan melebihi jumlah yang dibutuhkan
- Memberikan resep obat yang tidak dibutuhkan
- Peresepan keliru (incorrect prescribing)
- Penegakan diagnosis yang tidak tepat
- Diagnosis yang ditegakkan tepat tapi pemilihan obat keliru
- Penulisan resep yang tidak tepat
- Penegakan diagnosis yang tidak tepat
- Polifarmasi (multiple prescribing)Memberikan resep lebih dari dua macam obat yang mempunyai khasiat, manfaat dan keamanan yang sama
- Peresepan kurang (under prescribing)
- Tidak memberikan resep obat yang diperlukan
- Dosis obat yang diresepkan tidak mencukupi
- Jumlah obat yang diberikan kurang, sehingga menyebabkan lamanya pengobatan
- Tidak memberikan resep obat yang diperlukan
Bahasa Latin untuk Resep
Singkatan | Kepanjangan | Arti |
a.a a.c Ad Ad 2 vic Ad lib Ad part dolent Add Agit Alt.dieb Alt.hor a.m a.n applic appograph a.u.i (ad us int) a.u.e (ad us ext) a.u.p (ad us prop) aur | Ana Ante coenam Ad Ad duas vis Ad libitum Ad partes dolentes Adde Agita, agitetur Alterius diebus Alterius horis Ante meridiem Ante noctem Applicatio Appograph Ad usum internum Ad usum externum Ad usum proprium Auris | Sama banyak Sebelum makan Sampai/hingga Untuk dua kali Sesuka hati Pada bagian yang sakit Tambahkan Kocok, kocoklah Setiap dua hari Setiap dua jam Sebelum tengah hari Sebelum malam hari Penggunaan, pemakaian Copy resep Untuk obat dalam Untuk obat luar Untuk pemakaian sendiri Telinga |
c C C.p C.th Caut cito comp conc | Cum Cochlear, cibarium Cochlear pultis Cochlear theae Caute cito compositum concentratus | Dengan Sendok makan Sendok bubur Sendok teh Hati-hati segera Obat campuran pekat |
d.i.d d.in 2 plo d.in 3 plo d.in 4 plo da ad lag gutt da ad vitr da ad oll da in caps d.c.form dur dol d.d 1 dd (sdd) 2 dd (bdd) 3 dd (tdd) 4 dd (qdd) Dext Dil Div in p.aeq d.s.s.ven dtd det | Da in dimidio Da in duplo Da in triplo Da in quarduplo Da ad lagenam guttatoriam Da ad vitrum Da ad ollam Da in capsulam Da cum formula Durante dolore De die Semel de die Bis de die Ter de die Quarter de die Dexter Dilutus Divide in paetes aequales Da sub signo venenida Da tales doses detur | Berikan separuhnya Berikan dua kalinya Berikan tiga kalinya Berikan empat kalinya Berikan dalam botol tetes Berikan dalam botol Berikan dalam pot Berikan dalam capsul Tuliskan dengan resepnya Selagi sakit Sehari, setiap hari Sekali sehari 2x sehari 3x sehari 4x sehari Kanan Encer Bagilah sama banyak Berikan dengan tanda racun Berikan dalam dosis tersebut diberikan |
Epith Et Extend Extend cr Extend ter Empl | Epithema Et Extende Extende crasse Extende termiter emplastrum | Obat kompres Dan Oleskan Oleskan tebal-tebal Oleskan tipis-tipis plesterkan |
Fac Feb dur f.l.a | Fact Febri durante Fac lage artis | Buat, harap dibuat Sewaktu demam Buat dengan cara semestinya |
Garg Gtt Gtt auric Gtt nasal Gtt ophth H h.m h.s h.v haust | Gargarisma Guttae Guttae aurivulares Guttae nassales Guttae ophthalmicae Hora Hora matutina Hora somni Hora vespertina haustus | Obat kumur Tetes Obat tetes telinga Obat tetes hidung Obat tetes mata Jam Pagi hari Sebelum tidur Sore hari Teguk sekaligus |
Imm i.c inf inj iter | Im manum medici Inter cibos Infusum Injectio iteretur | Berikan ke tangan dokter Antar dua waktu makan Air rebusan Suntikan Harap diulang |
Lc Lin Liq | Loco Linimentum liquidus | Pengganti Obat gosok cair |
M M et v m.f m.f.l.a mixt | Misce Mane et vespere Misce fac Misce fac lage artis mixtura | Campurlah Pagi dan sore Campur dan buatlah Campur dan buatlah menurut cara semestinya Campuran |
N N i | Nocte Ne iteretur | Malam tidak diulang |
o.h o.b.h o.t.h o.m o.n oculus | Omni hora Omni bi horio Omni tri horio Omni mane Omni nocte Oculus | Tiap jam Tiap dua jam Tiap 3 jam Tiap pagi Tiap malam mata |
p.p PIM p.p.p ppt prn pcc | Pro paupere Periculum in mora Pulvis pro pilulis Praecepitatus Pro re nata Pro copy conform | Untuk si miskin Berbahaya bila ditunda Serbuk untuk pil Diendapkan Kalau perlu Sesuai dengan resep aslinya |
qs R/ Rec Rec par | Quantum satis Recipe Recens Recenter paratus | Secukupnya Ambilah Baru, segar Dibuat baru |
S sol | Signa solutio | Tandailah larutan |
u.c u.e ungt vesp | Usus cognitus Usus externus Unguentum vespere | Aturan pakai diketahui Obat luar Salep sore |
Vanishing Cream
Cera alba 2
Vaselin album 8
Trietanolamin 1,5
Propilenglycol 8
Aqua 65,5
S. Vanishing cream base
Emulsum lecoris aseli (Emulsi Minyak Ikan)
R/ Oleum Iecoris Aselli 100 g
Glycerolum 10 g
Gummi Arabicum 30 g
Oleum Cinnamomi gtt VI
Aqua destilata ad 215 g