Cari Blog Ini

Selasa, 09 Juli 2013

Bagaimana Cara Minum Obat Ketika Berpuasa???


Marhaban Ya Ramadhan. Ibadah puasa Ramadhan merupakan salah satu perintah wajib Allah SWT kepada para umat Nya, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.   

Puasa berarti menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.  

Banyak hikmah yang bisa kita peroleh saat ibadah puasa, salah satunya adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani kehidupan. Betapa banyak ibadah dengan janji pahala berlipat ganda yang bisa kita lakukan di bulan suci Ramadhan bila kondisi tubuh kita prima. Namun bagaimana jika tubuh kita dalam kondisi sebaliknya?  

Orang yang sakit diperbolehkan untuk tidak berpuasa asalkan ada bukti medis (keterangan dari dokter), pengalaman atau ia yakin bahwa puasa akan memberi suatu madharat, dapat memperparah penyakitnya atau memperlambat penyembuhannya. Namun seseorang yang menderita penyakit ringan tetaplah harus berpuasa dengan tetap meminum obat untuk menghilangkan penyakitnya.  

Sebagian besar umat muslim memilih tetap menjalankan puasa meskipun sedang sakit. Pola makan yang berubah membuat jadwal minum obat penderita penyakit menahun seperti hipertensi dan diabetes ikut berubah. Selama bulan Ramadhan, polamakan dan minum akan berubah. Waktu yang leluasa untuk minum obat berubah dari24 jam menjadi hanya 10,5 jam (dari saat berbuka hingga waktu subuh), sehingga harus diatur sedemikian rupa sehingga obat yang diminum tetap efektif dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit.  

Sebuah penelitian dilakukan pada 81 orang pasien di Maroko. Sebanyak 58% mengubah pola makan obat ketika bulan Ramadan yaitu 35orang menghentikan pengobatan, 8 orang mengganti jadwal minum obat, dan 4 orang meminum obat yang dijadwalkan beberapa kali minum dalam sehari menjadi hanya satu kali minum. Penelitian yang melibatkan jumlah pasien yang lebih banyak (325 orang) dilakukan di Kuwait. Sebanyak 64% diantara mereka mengubah pola minum obat mereka, dan 18% diantaranya meminum obat yang seharusnya untuk sehari dalam satu kali minum. Laporan medis di negara tersebut menyebutkan bahwa pada awal bulan Ramadan banyak pasien yang masuk ke unit gawat darurat maupun ke ICU karena tidak mau minum obat saat Ramadan, atau mengubah jadwal minumnya dengan cara yang salah.  

Fenomena yang hampir sama dialami di Indonesia. Pada setiap pertengahan bulan puasa dan awal lebaran banyak pasien yang dirawat dirumah sakit. Hal ini salah satunya karena ketidakdisiplinan para pasien penyakit menahun dalam mengkonsumsi obat. Seringkali pasien mengubah pola konsumsi obatnya tanpa berkonsultasi dengan dokter. Disamping itu, banyak pula diantara para dokter tidak memperhatikan pola pemberian obat saat puasa. Misalnya adalah pemberian obat antibiotik 3 kali sehari saat puasa. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh dokter jika pasien tetap menginginkan untuk tetap menjalankan kewajiban puasa. Seorang dokter harus dapat memilih pola konsumsi obat yang paling sesuai untuk para pasiennya. Keputusan mengubah jadwal minum obat memang dikhawatirkan membahayakan keadaan orang sakit. Jadi perlu sikap yang baik untuk membuat jadwal minum obat sesuai dengan kondisi saat puasa. Bagimana pola minum obat yang benar ketika sedang berpuasa agar efek terapi menjadioptimal??  Berikut ini adalah panduan minum obat pada saat bepuasa:  
  1. Bila aturan pakainya 3 kali sehari  
  • Setelah makan:  Minumlah obat setelah makan berbuka puasa, sebelum tidur (setelah menyantap sedikit makanan) dan setelah makan sahur. Kecuali obat-obat tertentu yang memiliki indeks terapi sempit seperti digoxin, phenythoin, theofilin dan beberapa antibiotic sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter yang meresepkan atau apoteker.
  • Sebelum makan Bila aturan pakai 3 kali sehari sebelum makan: Minumlah obat setelah minum berbuka puasa lalu setengah jam sesudahnya barulah menikmati makanan berat. Penggunaan ke dua saat hendak tidur (kira-kira jam 10 malam), tapi perut jangan diisi makanan setengah jam sebelumnya. Penggunaan obat ketiga minimal setengah jam sebelum makan sahur. 
  • 2. Bila aturan pakainya 2 kali sehari  
  • Setelah makan Minumlah obat setelah makan berbuka puasa dan setelah makan sahur 
  • Sebelum makan Minumlah obat setelah minum berbuka puasa. Setengah jam sesudahnya barulah menikmati makanan berat. Minum obat berikutnya minimal setengah jam sebelum makan sahur. Obat-obat H2 Bloker seperti ranitidine, cimetidine, dan famotidin sebaiknya diminum menjelang tidur dan sebelum makan sahur  
  • 3. Bila aturan pakainya 1 kali sehari  
  • Setelah makan Kita bebas memilih setelah berbuka puasa atau saat sahur. Akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah waktu minumnya harus konsisten (sama) hal ini akan berpengaruh terhadap ADME obat  
  • Sebelum makan Kita bebas memilih setelah minum pembuka puasa (setengah jam sebelum makan berat) atau setengah jam sebelum sahur.  
Informasi beberapa obat:  
  1. Obat antihipertensi Obat antihipertensi kini sudah banyak di formulasi untuk pemakaian sekali dalam sehari. Jika dokter telah meresepkan antihipertensi semacam ini, lebih disarankan agar obat diminum saat makan sahur sehingga obat tersebut dapat mengendalikan tekanan darah selama beraktivitas di siang hari. Riset menunjukkan bahwa tekanan darah mencapai angka paling tinggi pada pukul 9 – 11 pagi dan paling rendah pada malam hari setelah tidur. Oleh karena itu, sebaiknya obat antihipertensi diminum pada pagi hari. Perlu hati-hati jika obat anti hipertensi diminum malam hari karena mungkin terjadi penurunan tekanan darah yang berlebihan pada saat tidur.
  2. Obat maag Jika dokter telah meresepkan obat yang hanya digunakan sekali dalam sehari, misalnya omeprazol, lansoprazol, esomeprazol atau pantoprazol sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur. Sedangkan obat maag yang lazimnya diberikan sehari dua kali, misalnya ranitidin, cimetidin atau famotidin, maka hendaknya dipilih saat malam hari sebelum tidur dan pada waktu makan sahur. Hal ini disebabkan asam lambung mencapai kadar paling tinggi pada saat dini hari, sehingga sebaiknya diminum malam hari untuk mencegah kenaikan asam lambung berlebihan. 
  3. Obat antidiabetes Obat antidiabetes yang hanya cukup diminum satu kali dalam sehari, misalnya glimepirid, glibenklamid atau glipizid sebaiknya digunakan pada saat berbuka puasa untuk mengontrol kadar gula dalam darah, karena pada saat tersebut ada kecenderungan kadar gula dalam darah akan meningkat berlebihan. Namun apabila obat antidiabetes anda diresepkan dua kali dalam sehari, misalkan metformin, lebih disarankan untuk diminum saat berbuka puasa dan malam hari sebelum tidur. Hindari penggunaan obat-obat antidiabetes pada saat makan sahur agar tidak terjadi keadaan hipoglikemia pada saat berpuasa pada siang harinya. 
  4. Obat penurun kolesterol Obat penurun kolesterol (simvastatin, atrovastatin atau rosuvastatin) paling baik diminum pada pukul 7-9 malam atau saat menjelang tidur malam, karena memberikan efek lebih baik. 
  5. Obat dengan indeks terapetik sempit dan Antibiotik Obat dengan indeks terapi sempit sepeti theophylin, digoxin, phenytoin dan beberapa antibiotik sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter yang meresepkan. Jika dokter memberikan obat dengan pemakaian 3 atau 4 kali sehari, tanyakan apakah ada alternatif obat sejenis yang bisa diminum 1 atau 2 kali sehari.  

Penggunaan obat yang tidak membatalkan puasa:  
  1. Obat tetes mata, tetes telinga, tetes hidung atau alat hirup melalui hidung jika masuknya zat kedalam kerongkongan bisa dihindari. 
  2. Alat-alat kesehatan atau cairan yang digunakan untuk membersihkan (antiseptik), untuk kontrasepsi (IUD) atau untuk pembuangan.  
  3. Injeksi atau obat suntik untuk pengobatan kulit, otot atau urat, kecuali ciran infus atau injeksi zat makanan.  
  4. Gas oksigen  
  5. Anestesi lokal  
  6. Suppositoria, rectal tube dan ovula  
  7. Zat yang diserap melalui kulit seperti plester, minyak gosok, salep, dll.