Cari Blog Ini

Senin, 25 April 2011

Intinya Mencapai sasaran

Ada pelajaran yang menarik yang saya dapat ketika baru-baru ini bermain catur melawan Reka, sepupu yang usianya dua puluh tahun lebih muda (Belakangan kita pada main catur karena Adam Putra Firdaus - anak- sedang demam catur dan ingin ikut lomba, jadi kita ketularan).

Sekalipun Reka dianggap jago di kampungnya,
dengan mudah saya bisa melahap satu persatu bidaknya.
Pada langkah ketiga pion saya sudah makan satu pion gratis, tanpa balas.
Lalu dapat 1 pion gratis lagi, lalu dapat kuda gratis, lalu dapat peluncur, bahkan banteng.
Singkatnya dia sangat lengah dan satu persatu bidaknya saya habisi.
Dalam waktu sebentar saya sudah makan 7 bidak dia baru makan 2.
Artinya saya unggul 5 bidak catur, dan langkahnya tidak terlalu membahayakan.

Tapi ternyata ada yang tidak terduga.
Tiba tiba ia mengancam raja saya dan men-skak.
Raja saya pindahkan, lalu ia men-skak lagi.
Raja coba saya lindungi, lalu dia men-skak lagi, dan raja saya mati (Skak Mati)

Saya cukup kaget, karena saya jauh lebih banyak makan bidaknya
tapi akhirnya kalah.
Ternyata saya kalah strategi.
Ketika saya fokus untuk menghabiskan musuh sebagai cara untuk menang
Sepupu saya Reka, fokus untuk mematikan raja lawan, tanpa peduli bidaknya dibantai.
Ketika saya lupa diri makan satu persatu bidak lawan, ia menyusun strategi mencari cara membuat raja lawan mati langkah.
Strategi yang beresiko, tapi "boom" dia menang, saya kalah.

Apakah saya sedang menulis tentang catur?
Tidak ini adalah artikel tentang strategi mencapai kesuksesan.
Ada siswa yang bilang dia sudah belajar siang malam, baca semua buku tapi gagal di ujian.
Sedangkan temannya hanya belajar lebih sedikit, catat sana - sini, kutak-katik soal lama, dan mendapat nilai bagus.
Apakah temannya lebih pintar?
Belum tentu, mungkin karena temannya mempunyai strategi lebih cerdas untuk menguasai materi dan menghadapi ujian.

Ketika kelas 3 SMA saya belajar mati-matian untuk menghadapi Ebtanas (Istilah UAN jaman dulu) saya pelajari semua soal dan akhirnya saya dapat NEM (Nilai Ebtanas Murni) tertinggi di sekolah.
Tapi ada teman saya yang tidak peduli dengan Ebtanas, dia sibuk dengan kutak kutik soal UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) atau sejenis SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Hasilnya ternyata saya yang salah strategi.
Saya dapat nilai NEM tinggi tapi tidak ada gunanya, karena saya gagal mendapatkan pilihan pertama saya masuk perguruan tinggi negeri, saya hanya dapat pilihan kedua. Ternyata soal UMPTN (SNMPTN) jauh berbeda dengan soal Ebtanas (UAN)
Sedangkan teman-teman saya yang tidak mempedulikan NEM tapi fokus ke UMPN berhasil mendapatkan Universitas Negeri yang mereka pilih.
Padahal dalam kehidupan, mendapat Universitas Pilihan jauh lebih bermanfaat daripada sekledar dapat NEM tinggi. Just a number.
Saya salah strategi dan salah fokus akibatnya gagal mendapatkan pilihan pertama.

Anda mungkin bekerja pagi, siang dan malam tapi menghasilkan sedikit uang.
Sedangkan ada orang lain kerja santai, punya banyak waktu dan keluarga tapi punya banyak uang.
Mungkin Anda salah strategi dan salah fokus dalam mendapatkan uang.
Bukan pekerja keras yang mendapat uang banyak, tapi pekerja cerdas.

Saya teringat ketika Inter Milan di bawah Jose Mourinho bertanding melawan Barca pada Semi final Liga Champion 2010. Barca mengusai permainan. Lebih dari 50% bola dikuasai Barca. Serangan bertubi-tubi dilakukan, tapi Barca hanya berhasil memasukkan 1 goal saja. Sedangkan Inter, saat itu hanya sesekali memegang bola, tapi langsung menyerang dan menusuk. Serangannya jarang tapi efektif dan menghasilkan 3 goal.
Jose Mourinho hanya bilang, boleh saja Barca unggul dalam penguasaan dan teknik permainan, tapi toh akhirnya Inter Milan yang menang.
Strategi yang tepat dan fokus akhirnya membuat Inter Menang 3-1 atas Barca dan masuk ke final dan selanjutnya menjadi juara Liga Champion 2010.

Permainan catur itu kembali mengingatkan saya untuk tetap piawai dalam strategi dan fokus untuk memenangkan kehidupan.
Bagaimana dengan Anda?

Rabu, 06 April 2011

Lotio Salicylata zinci oxydi sec FOI

R/ asam salisilat 1
talk 10
seng oksida 10
pati singkong 10
etanol 70% 40 ml
air 60 ml
tween 80 3
larutkan

selalu ada nilai positiv dari kegagalan

Semua orang pasti pernah gagal.
Lalu apa yang membedakan orang sukses dengan yang tidak?
Orang-orang sukses adalah orang yang bisa mengambil sebanyak mungkin sisi positif dari sebuah kegagalan.
Orang-orang sukses melihat hambatan sebagai tantangan, yang bisa memperkuat jati dirinya.
Thomas Alva Edison menganggap ribuan percobaan yang dialaminya hanya sebagai sebuah proses, bukan kegagalan. Demikian juga Abraham Lincoln, Michael Jordan, dll.

"Kegagalan bukan berarti Tuhan sudah meninggalkan Anda. Dia mempunyai rencana yang lebih baik."
Dr. Robert Schuller

"Jika suatu hal gagal meskipun telah direncanakan dengan hati-hati, diatur dengan hati-hati, dan dilaksanakan dengan kesadaran penuh, kegagalan itu seringkali memperlihatkan sesuatu yang tidak terlihat, yaitu kesempatan."
Peter Drucker

“Saya tidak pernah gagal dalam ujian, saya hanya menemukan 100 cara yang salah."
Benjamin Franklin

Gagal terkadang memberikan sesuatu yang lebih baik
Dalam beberapa kasus, bahkan kegagalan justru memberikan hasil yang lebih baik.
Lihat kisah Christopher Columbus, penjelajah Spanyol yang mengarungi samudera menuju India ternyata nyasar ke Amerika. Dari kegagalan ini justru Eropa mengenal benua baru dan tercipta sejarah baru yang pengaruhnya kita rasakan hingga saat ini.

Mungkin kisah Frank Slazak ini akan memberi Anda inspirasi:
Frank Slazak mempunyai mimpi terbang keluar angkasa. Tetapi ia tidak memiliki apa yang dibutuhkan. Ia tidak memiliki gelar, dan bukan seorang pilot.
Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan pesawat ulang-alik dan warga itu adalah seorang guru. Frank adalah warga biasa dan seorang guru. Hari itu juga ia mengirimkan surat lamaran ke Washington.
Setiap hari ia melongok kotak pos, sampai akhirnya amplop resmi berlogo NASA datang. Doanya terkabulkan!
Ia lolos penyisihan pertama. Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impiannya semakin dekat. Frank menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.
Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini ia menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ? Tuhan, biarlah diriku yang terpilih!
Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih seorang guru perempuan untuk terbang dengan pesawat ulang alik. Impian hidupnya hancur. Ia mengalami depresi. Rasa percaya dirinya lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaan.
Selasa, 28 Januari 1986, Frank pergi melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, ia menantang impiannya untuk terakhir kali.
"Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku?" doa Salazak.
Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaannya dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang.

Artikel ini dikutip dari buku "Jangan Takut Gagal" halaman: 41 dan 43 pada bahasan
konsep ke-4 Tentang kegagalan